Selasa, 23 April 2013

Selasa Kelabu

Selasa Kelabu

Layaknya sebuah pisau yang baru saja diasah, sehingga sangat tajam kelihatannya. Apabila kita tidak hati-hati menggunakannya maka akan tersayat. 
Seperti itulah kata-kata yang dilontarkanny padaku ketika aku baru saja sampai di rumah kost tadi malam. Aku disembur bak ular yang menyemburkan racun yang sangat berbisa dan mematikan ke tubuhku untuk  melumpuhkan musuhnya. Raut wajah yang mengekspresikan kemarahannya padaku membuatku semakin emosi. Padahal aku baru saja melepaskan tas dan kacamata yang saat itu aku pakai. 

Mereka mulai berkata dan semakin menyudutkan ku. Emosi ku kian meningkat tapi aku coba untuk bersabar dan mendiamkan mereka untuk meredamkan emosi ku. Tapi tanpa disengaja aku melontarkan suatu pernyataan yang tak seharusnya aku utarakan di depan mereka. Rasa sakit hatiku yang mungkin sudah lama aku pendam sampai pada akhirnya mereka terus bertanya  dan  menanyaiku. Ku coba untuk menutupi nya. 
Tapi mereka terus saja mendesak aku untuk menjelaskan duduk permasalahnnya. Sampai pada akhirnya aku memberi kejelasan itu. Tapi ternyata air mata yang aku tahan tak kuasa keluarkan. Aku menangis sampai aku  lelah menangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar