DILEMA MENIKAH
Setiap
waktu yang ku punya bersama ibuku dirumah, acap kali kami membahas tentang
masalah pernikahan. Padahal, aku belum memikirkan hal tersebut. Masih banyak
lagi yang harus ku gapai. Belum lagi gelar Sarjana yang pada saat ini masih aku
lakoni menjadi penghalang untuk ku mencapai Ridho Ilahi bersama seorang
pendamping. Ibu ku yang setiap saat mengkick
ku untuk segera menikah ataukah menyelesaikan Sarjana Pendidikan ku membuat
ku sering tersipu malu. Kalau ayah ku, tentu saja dia tak ingin anaknya nanti
tak memiliki pendidikan, oleh karenannya dia mati-matian mencarikan uang yang
banyak untukku. Bukan hanya aku yang menyicipi dunia perkuliahan tetapi adikku
yang paling bungsu juga saat ini sedang duduk dibangku perkuliahan. Hampir 2
tahun dia kuliah, sekarang ini sedang menjajaki semester 4 alias tingkat 2.
Terang
saja kalau ada laki-laki yang mendekati ku, ibuku langsung setuju dan
memberikan lampu merah untuk ku. Kalau adikku dia masih meragukan laki-laki itu
karena dia tau sekarang ini banyak sekali laki-laki yang hanya ingin
mempermainkan perasaan kakaknya. Pernah ada yang mendekatiku tapi akhirnya aku
putuskan dia, karena dia seorang pembohong besar, pecundang, pengecut bahkan
tidak bertanggung jawab. Benar apa yang adikku katakan selama ini, kalau
laki-laki itu hanya mempermainkan diriku. Sungguh malang nasibku dipermainkan
laki-laki. Masih saja ada yang menggangguku, tapi saat ini aku juga harus
berhati-hati dan pandai memilih pasangan yang akan menjadi suami ku kelak.
Dialah yang pantas menjadi imam untukku dan anak-anakku nantinya, agar
tercapainya Jannah yang terindah untukku dan keluargaku.
Semoga
impian ibuku mendapatkan seorang menantu yang mapan, baik, penyayang dikabulkan
Allah SWT, dan restu kedua orang tuaku
yang paling utama menjadikan penyemangat dalam hidupku untuk menjadi muslimah
solehah dan sejati. Aaamiiinnnn.......
Saat hati berperang melawan nafsu
Nafsu yang menggebu
Nafsu yang hanya membuatmu
Tersesat dilubang yang tak berujung
Mengapa hatiku begini
Seakan tiada rasa lagi
Rasa itu sudah mati dengan sendiri
Melawan hari-hariku yang akan sepi
Sepi tanpa seorang lagi
Yang sangat ku cintai dan ku sayangi
Akankah semua kan terulang lagi
Kesalahan yang tak perlu diungkapkan
Tapi sampai kapan
Semuanya akan ku dapatkan
Meski jauh kurasa dirimu kini
Tapi entah mengapa kau masih hadir dalam ingatan ku
Ku harus melupakanmu
Walau sakit yang harus aku rasa
Sakit karena kepergianmu
Membawa separuh jiwaku
Dimanakah hati itu
Hati yang sudah rapuh
Untuk yang terkasih.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar