Sabtu, 30 Agustus 2014

Dilema Menikah



DILEMA MENIKAH
            Setiap waktu yang ku punya bersama ibuku dirumah, acap kali kami membahas tentang masalah pernikahan. Padahal, aku belum memikirkan hal tersebut. Masih banyak lagi yang harus ku gapai. Belum lagi gelar Sarjana yang pada saat ini masih aku lakoni menjadi penghalang untuk ku mencapai Ridho Ilahi bersama seorang pendamping. Ibu ku yang setiap saat mengkick ku untuk segera menikah ataukah menyelesaikan Sarjana Pendidikan ku membuat ku sering tersipu malu. Kalau ayah ku, tentu saja dia tak ingin anaknya nanti tak memiliki pendidikan, oleh karenannya dia mati-matian mencarikan uang yang banyak untukku. Bukan hanya aku yang menyicipi dunia perkuliahan tetapi adikku yang paling bungsu juga saat ini sedang duduk dibangku perkuliahan. Hampir 2 tahun dia kuliah, sekarang ini sedang menjajaki semester 4 alias tingkat 2.
            Terang saja kalau ada laki-laki yang mendekati ku, ibuku langsung setuju dan memberikan lampu merah untuk ku. Kalau adikku dia masih meragukan laki-laki itu karena dia tau sekarang ini banyak sekali laki-laki yang hanya ingin mempermainkan perasaan kakaknya. Pernah ada yang mendekatiku tapi akhirnya aku putuskan dia, karena dia seorang pembohong besar, pecundang, pengecut bahkan tidak bertanggung jawab. Benar apa yang adikku katakan selama ini, kalau laki-laki itu hanya mempermainkan diriku. Sungguh malang nasibku dipermainkan laki-laki. Masih saja ada yang menggangguku, tapi saat ini aku juga harus berhati-hati dan pandai memilih pasangan yang akan menjadi suami ku kelak. Dialah yang pantas menjadi imam untukku dan anak-anakku nantinya, agar tercapainya Jannah yang terindah untukku dan keluargaku.
            Semoga impian ibuku mendapatkan seorang menantu yang mapan, baik, penyayang dikabulkan Allah SWT, dan  restu kedua orang tuaku yang paling utama menjadikan penyemangat dalam hidupku untuk menjadi muslimah solehah dan sejati. Aaamiiinnnn.......

Saat hati berperang melawan nafsu
Nafsu yang menggebu
Nafsu yang hanya membuatmu
Tersesat dilubang yang tak berujung
Mengapa hatiku begini
Seakan tiada rasa lagi
Rasa itu sudah mati dengan sendiri
Melawan hari-hariku yang akan sepi
Sepi tanpa seorang lagi
Yang sangat ku cintai dan ku sayangi
Akankah semua kan terulang lagi
Kesalahan yang tak perlu diungkapkan
Tapi sampai kapan
Semuanya akan ku dapatkan
Meski jauh kurasa dirimu kini
Tapi entah mengapa kau masih hadir dalam ingatan ku
Ku harus melupakanmu
Walau sakit yang harus aku rasa
Sakit karena kepergianmu
Membawa separuh jiwaku
Dimanakah hati itu
Hati yang sudah rapuh


Untuk yang terkasih.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar