Sabtu, 30 Agustus 2014

SENANDUNG CINTA DIBALIK HIJAB



Senandung Cinta dibalik Hijab

            16 Januari 2010, saat itu usiaku (Iza) 20 tahun. Hmmm,...kata orang sih sudah saatnya ne aku mencari jati diri dan cintaku. Maklumlah, orang tua kita ngikutin zaman modern. Membiarkan anaknya untuk berpacaran sesukanya, bahkan mereka sampai tidak bisa mengendalikan diri mereka. Dan akhirnya, lahirlah seorang bayi malang tanpa pengakuan sang ayah. Beruntunglah kalau ada seorang laki-laki yang mau bertanggung jawab terhadap bayi itu, tapi miris sekali ketika kita menemukan seorang bayi yang tak berdosa berada ditempat sampah, bahkan sudah tidak bernyawa.
            Tetap saja setan tertawa melihat tingkah laku mausia yang seperti itu, mengikuti hawa nafsu saja tanpa memikirkan bagaimana masa depan mereka kalau mereka melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan dosa saja. Innalillahi,.... Semoga Allah memaafkan dosa-dosa mereka.
            Back to me, setelah tamat dari sekolah menengah atas, aku berniat  mewujudkan cita-citaku dan orang tua ku juga untuk melanjutkan studi ku ke bangku perkuliahan. Good bye my Senior High School. I hope U’ll be progressed by all my teachers there. Semoga. Amiin Y Rabb.
            Aku masuk ke perguruan tinggi negeri melalui jalur SNMPTN. Alhamdulillah aku bisa lulus di USU (Universitas Sumatera Utara) terletak di Jl. Dr. Mansyur yang sejak dulu aku impikan dipertengahan bulan Juli. Universitas yang familiar dikalangan mahasiswa. Sama halnya dengan Mahasiswa yang tidak berasal dari Medan aku juga tinggal di sebuah in the Kost tak jauh dari kampus tercinta.  Jurusan yang aku kehendaki tak jauh-jauh dari profesi ayahku saat itu ; pertanian. Ya memang kata orang pertanian itu susah cari kerjanya. What ?????? Tapi akan aku buktikan anak pertanian bisa kerja tanpa harus ada Dacking (orang dalam). Kata orang itu memang selalu salah ya, anak pertanian yang belum sidang saja  sudah bekerja, bahkan sudah PNS. Heemmmm,....Jangan takutlah kalau ingin menjadi orang yang sukses.
            Dibangku perkuliahan banyak sekali ilmu, pengalaman dan teman-teman yang lucu yang tak pernah aku dapat di sekolah dulu. Ketika di semester awal tentu saja bagi mahasiswa baru belum mengenal kampusnya, so dikampus diadakanlah namanya  OPSPEK (Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus), kalau di sekolah waktu itu namanya MOS (Masa Orientasi Siswa). Saat itu aku dan kawan-kawan Fakultas Pertanian disuruh bawa topi caping, pete, cabe, bawang pokoknya segala yang berbau  tanaman lah (so pasti yang mudah didapat dan dimakan). Jam 6 pagi sudah stand by dilapangan, siapa yang telat datangnya akan dihukum. Hukumannya yaitu diceburkan ke paret kampus yang kotor dan bau. Hiii, serem banget ya hukumannya. Aku pernah kena 1x cause telat z, yang akhirnya aku harus mandi lagi diparet yang jorok. Baju kemeja putihku sudah tak tampak putih lagi, sudah disulap menjadi warna hitam yang gak jelas. Heee,., itu cerita disemester awal.
            Sebulan setelah OPSPEK berlalu, aku dan kawan-kawan kembali berkuliah seperti biasa. Banyak kakak kelas yang menawarkan organisasi internal maupun eksternal kampus. Berbagai macam organisasi dikampus hingga hanya beberapa saja yang aku tahu, diantaranya LDK (Lembaga Dakwah Kampus), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), HIMMAH (HImpunan Mahasiswa AL Washliyah), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), dll.
            Sampai pada akhirnya rasa ingin tahuku tentang organisasi dikampus, lalu aku memutuskan untuk mengikuti salah satu organisasi kampus yang menurutku bermanfaat didunia dan akhirat. LDK, ya pilihan yang tepat untukku, aku mengikuti rangkaian acara LDK selama 2 hari. Perekrutan dari LDK dinamakan PPI I (Program Pemahaman Islam I) sebagai gerbang awal aku mengikuti LDK. Dari LDK lah aku mendapatkan seorang kakak pendamping yang bisa membimbingku melangkah ke awal memakai hijab yang sebenarnya. Hijab atau yang biasa kita sebut Jilbab merupakan sehelai kain suci yang dapat mengantarkan kita kepada kebaikan dan perlindungan dari Allah *). Sudah tertera denga jelas kewajiban seorang wanita muslimah untuk menutup auratnya dengan berjilbab sebagaimana terdapat dalam Al Qur’an surah An Nur (24 : 30-31), Al Ahzab (33 : 32 dan 59).
Dipertengahan  bulan Oktober untuk pertama kalinya aku mengikuti Tarbiyah bersama kawan-kawan. Serulah, disitu aku diajarkan mengaji dengan tajwid yang benar, mendapatkan ilmu, boleh bertanya apa saja yang aku mau dan diajarkan untuk bisa berbicara dengan lebih berani ditambah lagi dengan diberikannya konsep dakwah.
Semuanya berlanjut hingga kakak pementor ku meminta ku untuk mengikuti follow up dari PPI I yaitu PPI II. Aku tidak tahu kapan yang pasti itulah yang beliau katakan padaku.
Detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari berganti hari, bulan pun mulai berganti hingga akhirnya PPI II aku tinggalkan. Memang tak ada minat untuk mengikutinya. Aku mulai berganti haluan, aku mencoba mengikuti organisasi eksternal kampus. KAMMI, antara LDK dan KAMMI tidak jauh berbeda, hanya saja KAMMI organisasi eksternal kampus. Gerbang awal menuju KAMMI adalah Training Motivasi (Pra DM). Setelah mengikuti Training tersebut ternyata masih ada follow up-nya yaitu DM I (Daurhah Marhalah I) yang sebelumnya calon kader harus mengikuti beberapa tes yang sudah dirancang oleh panitia. Tes pertama adalah rekomendasi dari kakak pementor, tes kedua adalah tilawah, dan yang terakhir adalah wawancara. Sangat tersirat difikiranku pertanyaan yang pernah dilontarkan kepadaku adalah tentang PACARAN. Menurut pandanganku, pacaran itu tidak ada dalam Al Qur’an dan sama sekali tidak diajarkan oleh Rasulullah sendiri, pacaran adalah budaya orang kulit putih (Barat) yang telah masuk ke Indonesia sejak dulu. Jawaban yang sempurna, sampai-sampai aku tidak tahu berapa skor yang aku peroleh dari menjawab pertanyaan itu.
Setelah mengikuti DM I selama 3 hari 2 malam, maka aku resmi telah menjadi pengurus di KAMMI dalam suatu musyawarah (MUSKOM I & II).
Ketika semester 2 sampai 3 tidak ada kendala untuk ku melakukan kewajiban ku sebagai anggota dan tidak melanggar Bai’at yang sudah diucapkan jauh-jauh hari saat DM I. Maka diakhir semester 4, aku mengenal sosok  seorang ikhwan tarbiyah yang tak jauh juga dari kampus bahkan aku hanya mengenal namanya saja. Ya, dia yang tak perlu aku sebutkan namanya.
Persoalannya waktu itu  dia ingin mengulang mata kuliah semester 4 lantaran dia mendapatkan nilai C. So, dia ingin namanya juga dituliskan diabsen, ketika itu bahkan sampai sekarang aku yang terkadang memegang absen. Lalu komunikasi pun dimulai dari ku, karena rasa penasaran yang saat itu dihatiku. Aku berinteraksi lewat sms saja. Bahkan aku tak sadar apa yang telah aku bicaraka bersamanya lewat mobile phone.
Sudah berminggu-minggu aku melakukan hal tersebut. And then, suddenly, dia pun mulai mengajak ku keluar malam, jalan-jalan, makan-makan. Indahnya pada saat itu, aku pun tak tahu kenapa aku bisa seperti itu, padahal aku tahu hal itu memang terlarang untuk kami berdua. Berkhalwat, peganga tangan, sempat kami lakukan. Betapa berdosanya aku. Ya Rabbi, ampuni dosaku.
Tak berapa lama sekitar 6 bulan ku jalani hubungan terlarang tersebut, in fact, hubungan ku dengannya akhirnya ketahuan. Padahal, aku sudah menutupinya dengannya, kawan-kawan dari organisasi menanyakan hal ini. Sampai akhirnya aku pun diiqob selama 2 bulan.
Selama 2 bulan ku jalani iqob ku, dari mulai Februari-April. So iqobku pun selesai. Aku tak tahu apakah dia juga diiqob ataupun tidak.
Bahkan aku tak bisa melupakan dia, jadi kami masih menjalani hubungan terlarang ini. Meskipun aku sering mendesak dia untuk menikah dengan ku.

bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar